my blog orine

Pagi itu, cuaca terlihat lumayan cerah. kulihat cahaya mentari mulai menyusup masuk dari celah-celah jendela. penjajah sayur-mayur pun sudah mulai berseliweran hilir mudik di depan rumah-rumah penduduk. menawarkan sayur-mayur, lauk-pauk, sandang, pangan, sekaligus papan untuk kebutuhan sehari-hari tiap-tiap keluarga. penjajah kue-kue untuk kudapan di pagi hari pun ada. usaha mereka di pagi yang masih diselimuti asap itu tak sia-sia begitu saja, transaksi barter dan tawar-menawar pun terjadi di tempat kejadian perkara alias TKP. tak luput dari pandangan di pagi itu, ada juga seorang pemulung wanita dengan lincah, gesit, cepat, dan dengan tangkasnya ia mengais rezeky di tempat-tempat sampah *miris saya melihatnya. hhiiikkkss. 

Lebih miris lagi, sih penjajah sayur yang sudah ada di depan pelupuk mata saya. Ia seorang lelaki tua, uban dirambutnya sudah rimbun, keriput diwajahnya menandakan bahwa mungkin ia sudah sangat letih dengan kehidupan ini. Saya rasa, kakek itu lebih cocok duduk manis di rumah saja, sembari perbanyak ibadah mengingat Allah Swt. Tapi, wlo begitu dia masih dengan gagahnya bersepeda melanglang buana mencari rezeky untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya *kerja juga ibadah yahh kek. Wlo nyatanya dunia ini kejam!!! Sangking kejamnya.. kemarau tak kunjung-kunjung usai. Hingga harga sayur-mayur jadi naik melambung tinggi. *masa harga bayam satu ikat bisa ampe Rp 3.500 - Rp 5.000 (MasyaAllah). Wlo begitu juga tak mengurungkan niat saya untuk membuat kripik bayam. Ini adalah untuk kali pertamanya saya membuat kripik bayam dengan modal pengetahuan yang minim *maklum masih masa training jadi Ibu Rumah Tangga. Bumbunya bawang merah dan putih, ketumbar dan sahang secukupnya, garam secukupnya, tepung beras secukupnya, air secukupnya, dan jangan lupa siapkan minyak untuk menggoreng. ccuuukkuupp !!! 

Alhasil beginilah jadinya keripik bayam buatan saya... 

Setelah dicicipin beginilah hasilnya ::